Pekanbaru (Sangkala.id)-Pemerintah Provinsi Riau menegaskan bahwa tidak ada rencana relokasi warga dari kawasan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) ke Pulau Burung, Kabupaten Indragiri Hilir.
Penegasan ini disampaikan Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Riau, Embiyarman, menanggapi isu liar yang sempat menimbulkan keresahan masyarakat.
"Isu relokasi massal ke Pulau Burung itu tidak benar. Pemerintah tidak pernah mengeluarkan kebijakan seperti itu," tegas Embiyarman, Kamis (9/10/2025).

Embiyarman menjelaskan, pemerintah justru tengah menyiapkan lahan pengganti bagi warga yang terdampak program pemulihan ekosistem TNTN.
Lahan tersebut akan berada tidak jauh dari kawasan konservasi, agar masyarakat tidak kehilangan lingkungan sosialnya.
Sekitar 7.000 kepala keluarga (KK) akan direlokasi secara bertahap mulai November 2025, sesuai amanat Pasal 110B Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2023.
"Tujuannya agar masyarakat tetap bisa hidup aman dan nyaman tanpa harus pindah jauh dari kampung halaman," jelasnya.
Dalam lahan pengganti itu, masyarakat akan mendapat hak kelola secara sah melalui skema Perhutanan Sosial, sesuai Peraturan Menteri LHK Nomor 9 Tahun 2021.
Dengan begitu, warga yang sebelumnya tidak memiliki kepastian hukum atas lahan garapan akan memperoleh legalitas usaha tani yang sah dan berkelanjutan.
"Legalitas ini menjadi dasar bagi masyarakat untuk mengembangkan usaha dan mendapat dukungan pemerintah hingga ke anak cucu," ujar Embiyarman.
Pemulihan ekosistem Tesso Nilo merupakan program nasional yang dikoordinasikan langsung oleh Gubernur Riau Abdul Wahid sebagai ketua pelaksana.
Langkah ini hasil rapat di Kejaksaan Agung pada 12 September 2025, yang menegaskan perlunya percepatan penyelamatan TNTN dari kerusakan ekologis.
Kebijakan ini sejalan dengan visi Riau Berdeleau — Berbudaya Melayu, Dinamis, Ekologis, Agamis, dan Maju — yang menekankan keseimbangan antara pembangunan ekonomi dan pelestarian lingkungan.
"Kami ingin menjaga hutan tanpa meminggirkan manusia, dan menyejahterakan warga tanpa merusak alam," tutur Embiyarman.
Kawasan Taman Nasional Tesso Nilo memiliki nilai strategis: melindungi keanekaragaman hayati, menjaga keseimbangan air dan udara, sekaligus menjadi rumah bagi satwa langka seperti gajah sumatra.
Pemulihan ekosistem TNTN juga membuka peluang ekonomi baru melalui perhutanan sosial, ekowisata, dan hasil hutan bukan kayu, yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar.
"Pemulihan Tesso Nilo bukan hanya tentang menyelamatkan hutan, tetapi tentang menjaga kehidupan—bagi manusia, satwa, dan masa depan bumi," pungkas Embiyarman.***(mcr)