Minas (sangkala.id)-Dr Afni menghadiri undangan panitia Pesta Gotilon HKBP Minas. Calon bupati Siak itu diundang sebagai tokoh mudah Siak yang berkiprah di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Dr Afni disambut ratusan jemaah di Aula HKBP Minas, Minggu (13/10/2024).
Pada kesempatan ini tidak ada nuansa kampanye sama sekali. Rasa kekeluargaan begitu kental, tidak ada jarak antara Ketua Muslimat Nahdlatul Ulama Kabupaten Siak itu dengan para jemaah Gereja.
Dr.Afni yang memang terkenal dengan sikap kesantunannya, tampak mencium tangan jemaah gereja yang lebih tua, dan tak sungkan menerima serta memberi pelukan hangat.
"NU juga HKBP. Selamat datang Ibu Afni, terimakasih sudah memenuhi undangan kami," ujar Pdt Mangara Situmorang S.Th dan istri, yang dalam kesempatan ini juga ikut mengalungi ulos sebagai tanda persaudaraan.
Penyerahan Ulos dilakukan dengan suguhan lagu Margogo Ijur Bari. Lagu ini mengisahkan tentang kasih sayang seorang Ibu pada anaknya. Disinilah suasana haru seketika menyeruak.
Beberapa Ibu-ibu terlihat menangis, begitupun dengan Dr.Afni yang terlihat haru menyalami bahkan memeluk para Ibu-ibu jemaah Gereja yang hangat tulus menyambutnya.
"Ibu Afni menangis. Para jemaah yang Ibu-ibu juga menangis. Inilah pesan mendalam dari Margogo ijur bari, lagu tentang perjuangan dan kasih sayang seorang Ibu. Kami mendoakan yang terbaik untuk Ibu Afni," kata pembawa acara.
Perwakilan Gereja mengatakan bahwa pihaknya sudah lama mengenal Dr.Afni dan kiprahnya. Merekapun menjadikan putri asli kelahiran Siak ini sebagai tempat mengadu, terutama masalah legalitas lahan Gereja HKBP Minas yang sampai saat ini masih disebut sebagai aset PHR, padahal sudah dihibahkan puluhan tahun lalu sejak masa perusahaan tersebut masih dikelola Chevron.
"Saya sudah melihat petanya, sudah melihat juga kondisi faktual dari gambar satelit bahwa ada persoalan sawit masuk areal Gereja dan sekolah Minggu, diakibatkan mungkin belum ada kejelasan tata batas. Surat sudah masuk untuk menanyakan status lahan, selanjutnya nanti kita berjuang bersama ya," kata Dr.Afni menjawab pertanyaan pihak Gereja.
Dikatakan Dr.Afni bahwa rumah ibadah seperti Gereja termasuk dalam skala prioritas penyelesaian lahan oleh Negara. Apalagi setelah ada UU Cipta Kerja, keberadaan Fasilitas Umum (Fasum), Fasilitas Sosial (Fasos) dan pemukiman menjadi prioritas penyelesaian untuk dikeluarkan dari kawasan.
"Bapak Pendeta dan jemaah Gereja tidak perlu khawatir. Saya yakin Negara memiliki solusi untuk status legalitas rumah ibadah ini. Mohon doakan saja, siapapun pemimpin di Siak kelak, mereka benar-benar akan memberikan perhatian pada masalah legalitas HKBP Minas sebelum terjadi konflik dengan pihak sekitar," kata Dr.Afni.
Pada kesempatan ini Dr.Afni juga sempat ditodong pandangannya tentang keadilan pendidikan bagi semua agama, dimana anak-anak sekolah di Kabupaten Siak, tidak semuanya bisa memiliki Guru Agama Kristen di sekolah mereka.
"Hari ini saya tidak bisa menjawab lebih. Saya tidak sedang berkampanye, dan datang menghormati undangan saja. Namun yang jelas bagi saya semua anak-anak di Siak, dari agama manapun, berhak mendapatkan keadilan yang sama," kata aktivis pejuang hak rakyat Siak ini.
"Itulah komitmen dan sikap pribadi saya. Apalagi saya ini juga pengajar, jadi saya paham betul pentingnya keberadaan Guru Agama untuk penjaga moral dan akhlak anak-anak kita. Anak-anak agama Kristen juga berhak memiliki Guru sesuai keyakinannya," tegas Dosen Unilak ini disambut tepuk tangan riuh jemaah.***