Debat Pilkada Siak, Pasangan Dr.Afni-Syamsurizal Ungkap Data Pengangguran dan Kemiskinan

Senin, 04 November 2024 | 08:17:10 WIB

Pekanbaru (Sangkala.id)-Debat Pilkada Siak yang berlangsung di Hotel Pangeran Pekanbaru, Sabtu (2/10/2024) mempertemukan tiga pasangan calon yang bertanding. Suasana ruang debat riuh dengan teriakan para pendukung. Ada lima sesi debat dimana ketiga pasangan calon saling memaparkan Visi Misi dan Program kerja mereka.

Suasana mulai panas saat memasuki sesi tanya jawab dan saling menanggapi antar pasangan calon. Sangat terlihat jelas ketiga calon memiliki karakter penampilan berbeda. Pasangan calon nomor urut 1 Irving Kahar-Sugianto, tampak langsung menyerang pasangan nomor urut 2 Alfedri-Husni, dengan fakta bahwa kekerasan terhadap perempuan dan anak meningkat, meski Siak sudah mendapatkan penghargaan Kota Layak Anak tingkat Nasional.

"Faktanya kekerasan pada perempuan dan anak meningkat di Siak di periode kepemimpinan ini," serang mantan Kadis PU Siak itu. Rivalitas antara mantan pimpinan dan staff itu semakin terlihat jelas, ketika pendukung incumbent ikut terpancing emosi, begitupun dengan Alfedri. Sampai-sampai Irving menyampaikan celetukan "Santai Bro...,".

Sementara Paslon nomor urut 2 Dr.Afni Z-Syamsurizal, tampil tenang. Dengan kesantunan, mantan Tenaga Ahli Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI ini menunjukkan berbagai data berbasis ilmiah terkait kondisi faktual yang ada di Siak. Mulai dari hilangnya potensi PAD dari sektor Sumber Daya Alam, sampai pada fakta bahwa pengangguran dan tingkat kemiskinan di Kabupaten Siak sebenarnya naik di balik Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Siak yang diklaim tinggi oleh incumbent.

"Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Siak memang tertinggi dari 10 Kabupaten/Kota. Tapi tidak sinkron dengan indikator sosial ekonomi lainnya. Ini anomali. Tolong jangan membaca angka pengangguran year on year atau tahun per tahun, tapi harus satu periodesasi pemerintahan (Alfedri-Husni). Pengangguran di Siak justru meningkat dibanding awal menjabat. Tahun 2019 jumlah pengangguran 8.764 orang, dan 2023 pengangguran naik di angka 13.253 orang," ungkap Doktor bidang Ilmu Administrasi Negara ini.

Selain itu dikatakan Calon Bupati perempuan pertama ini, jumlah penduduk miskin di Siak juga mengalami peningkatan dari sejak awal Alfedri-Husni menjabat. Di 2019 penduduk miskin awalnya sebanyak 24.500 jiwa, menjadi 26.990 jiwa di 2023. Artinya terjadi kenaikan dari 5,03 % menjadi 5,23 %. Gini Ratio Siak juga naik dari 0,298 di 2019 menjadi 0,325 di 2023.

"Artinya terjadi ketimpangan pendapatan dalam periodesasi kepemimpinan ini. Antara dan kaya dan miskin terjadi gap yang cukup besar. Selain itu pendorong PDRB (Public Domestic Regional Bruto) Siak lebih besar bersumber dari sektor konstruksi sekitar 9 % dibanding sektor pertanian yang cuma 3 %. Kalau sektor konstruksi mungkin berbasis proyek, sementara sektor kerakyatan itu harusnya pertanian," ungkap Srikandi kelahiran Siak Sri Indrapura ini.

Afni juga meminta agar membaca Indeks Pembangunan Manusia tidak hanya pada garis umumnya, tapi dari indikator penyokongnya. Yakni Kesehatan (usia harapan hidup), pendidikan (lama sekolah dan harapan lama sekolah), serta indikator ekonomi dengan menghitung tingkat daya beli.

"Artinya di Siak IPM tinggi bisa saja disebabkan karena usia harapan hidup dan pendidikan bagus, tapi tingkat daya beli rendah. Jadi harus benar-benar jujur kalau membaca data agar tidak salah. Ini data dari BPS, bukan kata kami, dan harus jadi bahan evaluasi agar benar-benar APBD Siak kelak terserap baik," kata Dr.Afni.

Beberapa kali Dr.Afni mengeluarkan berbagai data perihal kondisi sebenarnya Siak, lengkap dengan data-data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Siak. Sementara itu Paslon nomor urut 3 Alfedri sempat terpancing emosi dalam sorotan tayangan yang disiarkan langsung itu. Terutama saat membahas masalah Kawasan Industri Tanjung Buton (KITB) dan potensi pasar carbon atau carbon trading.

"Malam debat ini sepertinya menjadi panggungnya Dr.Afni. Dia menguasai jalannya debat dengan tenang dan tetap santun, lengkap dengan data BPS dan memang sulit untuk dibantah secara ilmiah. Terutama cara baca IPM dan Pertumbuhan Ekonomi. Mungkin karena beliau seorang Dosen. Tapi secara umum, semua calon tampil baik, meski dengan cara pembawaan yang berbeda-beda. Bisa dikatakan memang kalau bagi kalangan akademik, Dr.Afni juaranya karena datanya lebih sainstifik dan apa adanya," kata Syaiful, seorang akademisi Riau.***

Terkini