Sumbar (Sangkala.id)-Duka mendalam menyelimuti Sumatera Barat. Hingga Sabtu malam (29/11), sebanyak 21 jenazah ditemukan di aliran Sungai Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman, diduga kuat korban galodo atau banjir bandang yang melanda kawasan Jembatan Kembar, Kota Padang Panjang, Kamis (27/11).
"Untuk sementara hingga malam tadi ada 21 jenazah yang telah ditemukan," ujar Kapolres Padang Pariaman AKBP Ahmad Faisol Amir di Parik Malintang seperti dilansir Antaranews.com.
Korban ditemukan oleh tim gabungan Polri, TNI, BPBD, relawan, dan warga, yang sejak Jumat (28/11) malam terus menyisir sungai hingga daerah hilir.
Sebanyak 19 korban ditemukan di Kecamatan 2x11 Kayu Tanam, satu di Lubuk Alung, dan satu lainnya di Batang Anai.
"Jenazah dibawa ke puskesmas untuk penanganan awal, lalu ke RS Bhayangkara untuk identifikasi. Sebagian sudah dijemput keluarga," kata Faisol.
Pagi hingga sore, suara mesin perahu karet berpadu dengan isak keluarga yang menunggu di tepian sungai. Lumpur tebal dan batang pohon besar masih menyumbat sebagian aliran air.
* Akses Padang–Padang Panjang Lumpuh
Galodo yang membawa material tanah, batu, dan batang kayu menghantam ruas jalan nasional Padang–Padang Panjang. Titik terparah terjadi di Jembatan Kembar dan gerbang Kota Padang Panjang yang merupakan jalur utama menuju Lembah Anai.
Plt. Kepala BPBD Padang Panjang, Noviyati, menyebut tim terus berupaya membuka akses jalan.
"Material lumpur dan batu besar menutup badan jalan. Alat berat sudah dikerahkan sejak Kamis malam," ujarnya.
Hujan deras yang mengguyur sejak Kamis sore memicu banjir bandang dari perbukitan Tanah Datar menuju Batang Anai. Puluhan rumah rusak, kendaraan terseret, dan jembatan putus.
"Kami hanya sempat lari menyelamatkan diri. Air datang seperti dinding lumpur," kenang Rahmat (43), warga Kayu Tanam.
Meski cuaca mulai cerah, tim SAR tetap berjaga di sepanjang bantaran sungai. Masyarakat masih menunggu kabar keluarga yang belum ditemukan.
"Semoga semua korban bisa ditemukan dan jalan segera bisa dilalui," ujar Faisol.***