Sebagai seorang wartawan, Saya mengenal sosok Inspektur Jenderal (Irjen) Pol Mohammad Iqbal pada sekitar tahun 2000 akhir. Saat itu, beliau masih berpangkat Senior Inspektur Polisi atau setara Ajun Komisaris Polisi (AKP) saat ini. Jabatannya: Kepala Satuan Polisi Lalu Lintas (Kasatlantas) Kepolisian Kota Besar (Poltabes) Pekanbaru.
Ketika itu, Saya sehari-hari adalah wartawan Harian Riau Pos yang 'ngepos' di pengadilan, kejaksaan dan kepolisian. Karenanya, kami sering berjumpa. Terutama dalam peliputan kegiatan Poltabes Pekanbaru. Khususnya lagi dalam kegiatan Satlantas Poltabes Pekanbaru.
Saat menjabat Kasatlantas, M Iqbal adalah sosok perwira pertama yang ramah, komunikatif dan suka bercanda. Juga bersahabat dengan wartawan dan pimpinan media. Karena itu, wajahnya yang tampan dan aktivitasnya sebagai Kasatlantas sering tampil di media-media cetak lokal.
Pernah, ia berhari-hari menjadi newsmaker dan selalu tampil di publikasi utama media cetak lokal. Itu terjadi ketika musim hujan. Kota Pekanbaru yang dikenal sebagai Kota Bertuah (Bersih, Tertib, Usaha Bersama, Aman dan Harmonis) seringkali kebanjiran di saat musim hujan. Bahkan sampai saat ini, banjir atau genangan air masih terjadi saat hujan deras turun mengguyur Kota Pekanbaru. Sehingga julukan Pekanbaru pun sering diplesetkan warga dari Kota Bertuah menjadi 'Kota Berkuah' alias Kota Banjir.
Pada musim hujan itu, Kasatlantas M Iqbal beserta jajarannya turun langsung ke titik-titik banjir. Bertugas mengatur lalu lintas dalam kepungan banjir. Kadang, dari sebelum magrib sampai tengah malam, mereka berjibaku berjam-jam lamanya berdiri tegak di genangan air, di bawah guyuran hujan deras, mengatur lalu lintas agar tidak macet. Bahkan ada beberapa personil yang ikut membantu mendorong kendaraan warga yang mogok akibat terjebak banjir.
Kepedulian M Iqbal beserta jajaran Satlantas Poltabes Pekanbaru itu, dipandang wartawan melebihi tugas dan tanggungjawabnya. Ditambah lagi banyak sisi humanisme di dalam melaksanakan tugasnya, menyebabkan M Iqbal dan jajarannya berhari-hari masuk koran.
Tapi yang paling Saya ingat tentang M Iqbal saat menjabat Kasatlantas adalah soal SIM (Surat Izin Mengemudi). Suatu hari, viral dari mulut ke mulut di kalangan wartawan Kota Pekanbaru soal adanya 'memo' SIM gratis untuk insan pers. Maka, saya pun langsung mengkonfirmasinya. Alhamdulillah, informasi itu benar adanya. Bukan candaan. Bukan pula hoaks. Saya pun dapat SIM C untuk pertama kalinya sepanjang hidup dari hasil dari 'memo' Kasatlantas M Iqbal. Prosesnya cepat dan benar-benar gratis tanpa biaya.
Kata Iqbal, wartawan sudah banyak membantu polisi dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat. Sudah banyak juga membantu mengedukasi masyarakat untuk tertib berlalu-lintas dan memakai helm SNI melalui pemberitaan-pemberitaannya. Makanya, sebagai apresiasi, rasa terima kasih dan sekaligus mempererat kemitraan serta persahabatan, diberikanlah SIM gratis untuk wartawan.
Seingat Saya, sebagian besar wartawan muda di tahun 2000-2001 itu dapat SIM gratis dari memo Kasatlantas M Iqbal. Belakangan, saya dengar ada juga oknum wartawan memakai fasilitas memo Kasatlantas itu untuk mengurus SIM istrinya, anaknya, orang kantornya, sampai warga sekampungnya. Hahaha...
Selepas Kasatlantas Poltabes Pekanbaru, M Iqbal kemudian dipromosi menjabat Wakil Kepala Polres Dumai sampai mencapai Kepala Divisi Humas Mabes Polri dan Kapolda Nusa Tenggara Barat. Sejak itu, komunikasi saya pribadi putus dengannya. Tetapi komunikasi M Iqbal dengan insan pers di manapun wilayahnya bertugas, selalu terjalin baik. Bahkan M Iqbal terdengar menjadi salah seorang jenderal polisi yang humanis, menjadi sahabat dan penolong insan pers. Itu terutama tatkala beliau diamanahkan sebagai Karo Penmas dan Kadiv Humas Mabes Polri.
Komunikasi kembali terjalin hampir dua dasawarsa kemudian. Itu karena M Iqbal yang sudah punya bintang dua di bahunya, diamanahkan kembali bertugas ke Provinsi Riau sebagai Kapolda. Saya pun, sudah bukan reporter lapangan lagi. Sama seperti M Iqbal, juga sudah naik pangkat; menjadi Direksi Riau Pos Group. Juga sekaligus diamanahkan kawan-kawan wartawan sebagai Ketua PWI Riau.
"Izin silaturrahmi Ketua," katanya via HP.
"Siap Abangda Jenderal. Kapan saja. Kami menunggu," jawab Saya.
Maka, pada 17 Januari 2022, datanglah Irjen Pol M Iqbal ke Sekretariat PWI Riau di Jalan Subantas. Bukan hanya didampingi sejumlah perwira, tetapi lebih seratusan bintara Polda Riau sudah hadir duluan. Karena pada hari itu, PWI Riau kebetulan sedang menggelar aksi donor darah memperingati Hari Pers Nasional (HPN) 2022. Polda Riau turut berpartisipasi dengan menugaskan lebih 100 bintara untuk ikut donor darah PWI.
Meski sudah berpangkat bintang dua, sosok M Iqbal ternyata tidak berubah terhadap wartawan. Saat datang ke kantor PWI Riau, M Iqbal tetap ramah, tetap komunikatif dan banyak candaannya. Sehingga suasa donor darah yang semula senyap, banyak yang meringis-ringis, berubah menjadi penuh tawa ria karena kisah-kisah lama yang diceritakan kembali oleh Sang Jenderal dengan jenaka.
Ketika didaulat memberikan sambutan di PWI Riau hari itu, Kapolda Irjen Pol M Iqbal menyebutkan senang kembali bertugas di Riau. Dirinya merasa seperti pulang ke kampung halamannya sendiri. Iqbal juga mengungkap banyak kenangan dan jasa- jasa wartawan terhadap dirinya. Bahkan sampai menyebut wartawan adalah pahlawan bagi dirinya.
Karena itu, dalam berkali-kali kegiatan wartawan maupun PWI Riau, Kapolda M Iqbal selalu berkomitmen membantu 'Pahlawannya'. Sepanjang dua periode saya memimpin PWI Riau, sosok Irjen Pol M Iqbal adalah Kapolda Riau yang paling sering dan paling banyak membantu PWI Riau secara kelembagaan maupun membantu wartawan yang menjadi anggota PWI. Bantuannya bermacam-macam.
Misalnya untuk perayaan memperingati HPN. Baik tingkat lokal Riau, maupun secara nasional. Setiap tahun, Kapolda M Iqbal selalu berkontribusi. Begitu pun untuk wartawan yang mengalami kesulitan dan kesusahan di saat Covid-19 lalu, Kapolda M Iqbal juga ringan tangan memberikan pertolongan.
Sebab itulah, ketika puncak HPN 2022 di Kota Siak Sri Indrapura dan Puncak HPN 2023 di Kota Tembilahan Indragiri Hilir, Kapolda M Iqbal berturut-turut mendapatkan Anugerah PWI Riau Award atas jasa-jasanya kepada PWI Riau secara kelembagaan dan atas perhatiannya yang luar biasa terhadap wartawan anggota PWI Riau.
Sebaliknya, saya pun sebagai Ketua PWI Riau, diberikan medali penghargaan oleh Kapolda Riau pada 29 Desember 2022. Nama medalinya "Together We Are Strong". Itulah medali pertama yang saya peroleh sepanjang menjadi Ketua PWI Riau, yang dikalungkan langsung oleh seorang jenderal polisi.
Pada sisi yang lain, dalam hal penegakkan hukum, khususnya dalam memberantas peredaran narkoba di Riau, Irjen Pol M Iqbal adalah sosok polisi yang tegas, keras dan tidak pernah berkompromi. Telah banyak pelaku peredaran narkoba yang divonis hukuman mati hasil tangkapan Polda Riau. Beberapa pelaku ada juga yang di dor saat penangkapan.
Kampung-kampung narkoba di Riau pun disikat habis oleh Irjen Pol M Iqbal. Dahulu, beberapa daerah di Bumi Lancang Kuning yang disebut-sebut sebagai kampung narkoba sepertinya tidak tersentuh hukum. Namun, keseriusan dan kesungguhan M Iqbal beserta jajarannya dalam pemberantasan narkoba, kampung-kampung narkoba semua tiarap. Di razia dan digerebek terus-menerus. Tak berkutik.
Begitulah Irjen Pol M Iqbal. Gaya komunikasinya yang ramah, penuh canda dan perhatiannya yang tulus kepada PWI Riau dan wartawan anggota PWI Riau sungguh-sungguh tiada terlupa. Menjadi kenangan dan ingatan budi sepanjang masa. Tetapi dalam hal pemberantasan narkoba di Bumi Lancang Kuning, sosok mantan Kadiv Humas Mabes Polri ini terkenal sangat tegas, keras dan tanpa pandang bulu.
Hari ini, 4 Juli 2024, jenderal bintang dua yang patut menjadi contoh dan teladan ini berulang tahun ke-54. Barakallah fii umrik. Sehat, sukses dan bahagia selalu Abangda Jenderal bersama keluarga. Kapanpun dan dimanapun bertugas. Hormat!*