PTPN IV PalmCo Serahkan 15 Mesin Damkar ke BPBD Riau, Perkuat Penanganan Karhutla

PTPN IV PalmCo Serahkan 15 Mesin Damkar ke BPBD Riau, Perkuat Penanganan Karhutla

Pekanbaru (Sangkala.id)-PT Perkebunan Nusantara IV PalmCo kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung Pemerintah Provinsi Riau menangani kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), PalmCo menyalurkan bantuan 15 mesin pemadam kebakaran lengkap dengan selang, nozle, serta peralatan pendukung lainnya kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Selasa (16/9/2025).

Bantuan tersebut diserahkan SEVP Business Support PTPN IV Regional III, Bambang Budi Santoso, dan diterima langsung oleh Sekretaris BPBD Riau, Abri Arianto Syamsir.

“Pencegahan dan penanggulangan Karhutla tidak bisa dilakukan parsial. Dibutuhkan kolaborasi pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat. Kami percaya sinergi ini menjadi kunci dalam melawan bencana yang setiap tahun mengintai daerah kita,” ujar Bambang.

PalmCo, melalui entitas Regional III (dahulu PTPN V), mengaku sejak lama konsisten menjaga areal perusahaan bebas Karhutla. Perusahaan bahkan mengembangkan sistem digitalisasi berbasis dashboard Karhutla yang mampu memantau hingga radius 5 kilometer di luar kebun inti.

Tak hanya itu, PalmCo juga aktif mengirimkan tim Damkar terlatih dan armada pemadam untuk membantu Satgas Karhutla di sejumlah daerah, termasuk saat kebakaran besar melanda Rokan Hilir beberapa bulan lalu.

Sekretaris BPBD Riau, Abri Arianto, mengapresiasi langkah konkret PalmCo. “Bantuan ini akan sangat membantu tim di lapangan, apalagi cuaca saat ini tidak menentu dan potensi Karhutla tetap tinggi,” ucapnya.

Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Riau, Jim Gafur, juga menegaskan tidak semua perusahaan memiliki kepedulian serupa. “Alhamdulillah PalmCo konsisten menunjukkan atensi besar untuk bersama-sama mencegah dan menangani Karhutla di Riau,” katanya.

Sebagai catatan, Karhutla di Riau pernah meluas hingga lebih dari 74 ribu hektare pada 2019 dan menimbulkan kabut asap lintas negara. Meski sempat menurun dalam beberapa tahun terakhir, potensi kebakaran tetap tinggi karena ekosistem gambut yang rawan terbakar di musim kemarau.***