PEKANBARU (Sangkala.id)-Guru dan siswa dari Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 8 Pekanbaru kembali menorehkan prestasi membanggakan di kancah internasional. Sekolah yang merupakan salah satu Sekolah STEM (Science, Technology, Engineering and Math) angkatan pertama binaan PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) dan SEAMEO QITEP In Science (SEAQIS) ini berhasil meraih medali emas pada ajang 8th Belt and Road Teenager Maker Camp & Teacher Workshop yang digelar China Association for Science and Technology (CAST), Kementerian Sains dan Teknologi Republik Rakyat Tiongkok (MOST), dan Pemerintah Provinsi Yunnan, di Kunming, ibu kota Provinsi Yunnan.
Elly Yunita, seorang guru inspiratif dari SMPN 8 Pekanbaru dan siswanya, Cleora Ardhintya Zhafira, Khalisa Azkadina Maysa dan Ingrid Dwita Aurelia Tarigan tampil cemerlang dalam kompetisi ini.
Partisipasi dalam acara ini bukanlah hal mudah. Elly dan para siswanya harus bersaing dengan peserta dari berbagai negara yang memiliki latar belakang pendidikan STEM yang kuat. Namun, berkat dukungan dari SEAQIS dan PT Pertamina Hulu Rokan (PT PHR), mereka dapat mempersiapkan diri dengan baik. Program binaan STEM yang telah dijalani di sekolah memberikan fondasi yang kokoh, memungkinkan mereka untuk mengembangkan proyek-proyek inovatif dan solutif.
Dalam ajang ini, Cleora, Khalisa dan Ingrid berhasil memukau para juri dengan proyek inovatifnya yang berfokus pada solusi keberlanjutan. Proyek ini bukan hanya sekadar inovasi teknis, tetapi juga mencerminkan pemahaman mendalam tentang isu-isu global yang relevan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs).
Mereka membuat 2 proyek inovasi yakni: Prototipe Pembangkit Listrik Tenaga Surya dan Pembuatan fidget spinners & pakaian bercahaya menggunakan energi tenaga surya. Inovasi yang dibuat tim SMPN 8 Pekanbaru dan delegasi Indonesia lainnya dapat membuat produk tersebut sesuai dengan kriteria yang diminta juri, yaitu memanfaatkan energi cahaya matahari sebagai sumber energi, dan dapat menerapkan pengetahuan terkait fotovoltaik ke dalam produk fidget spinners yang mengubah cahaya matahari sebagai sumber energi kemudian diubah menjadi energi kinetik saat spinner berputar.
Lomba STEM tingkat internasional yang mengusung tema "Dream of Future Science, Dedication to Better World", berlangsung dalam format campuran, daring dan luring. Acara ini memecahkan rekor tertinggi dalam hal partisipasi, melibatkan sekitar 300 guru dan pelajar dari 37 negara dan wilayah.
Pengetahuan dan kemampuan mengimplementasikan pengetahuan ini sangat bermanfaat dalam memunculkan skil siswa untuk selanjutnya dapat mengembangkan produk serupa yang lebih baik dengan memanfaatkan sumber energi terbarukan lainnya sebagai upaya menjaga lingkungan.
Keberhasilan ini juga menegaskan pentingnya program pembinaan yang dilakukan oleh SEAQIS dan PHR WK Rokan. Sebagai salah satu sekolah binaan, SMPN 8 Pekanbaru mendapatkan berbagai pelatihan dan dukungan, termasuk In-Service Training yang berfokus pada peningkatan kompetensi guru, kepala sekolah, dan pengawas dalam pembelajaran STEM.
Prestasi ini menjadi bukti bahwa dengan dukungan yang tepat, sekolah-sekolah di Indonesia mampu bersaing di tingkat global. PT Pertamina Hulu Rokan dan SEAQIS diharapkan terus melanjutkan program pembinaan ini, agar semakin banyak guru dan siswa yang dapat mengembangkan potensi mereka dan berkontribusi pada kemajuan pendidikan Indonesia.
"Kami berharap pencapaian ini dapat menginspirasi guru dan siswa lain di seluruh Indonesia untuk terus berinovasi dan berprestasi, serta membuktikan bahwa pendidikan di Indonesia memiliki kualitas yang tidak kalah dengan negara lain," harap Elly Yunita, guru SMPN 8 Pekanbaru.
Terpisah, Manager CSR PHR Pandjie Galih Anoraga mengatakan, pembelajaran STEM merupakan salah satu wujud komitmen program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) dari PHR WK Rokan.
"Program STEM ini menyasar bidang pendidikan, kami percaya bahwa penyelarasan STEM ini dapat menjadi pondasi pengembangan berbagai teknologi maju terkini. Kami ucapkan selamat dan sukses untuk SMPN 8 Mandau yang sudah meraih prestasi bidang STEM di kancah internasional," ujar Pandjie.
Di sisi lain, PHR secara konsisten terus berupaya mengembangkan kompetensi, memajukan dunia pendidikan dan memberdayakan masyarakat di sekitar wilayah operasi. Beriringan juga dengan program pada pilar pendidikan yang lain, PHR juga melaksanakan program dukungan beasiswa prestasi PHR, beasiswa sakai dan inkubasi karir, serta kemitraan dengan perguruan tinggi.
Dalam menghadapi kuatnya persaingan di revolusi industri 4.0 dan bonus demografi, dunia pendidikan tentu perlu terus dibekali dengan keterampilan-keterampilan dan kompetensi yang lebih advance karena generasi bangsa atau peserta didik kita tidak cukup jika hanya dibekali oleh pemahaman pengetahuan. Mereka perlu didukung untuk memiliki keterampilan berpikir kritis, kreatif, komunikasi dan kolaborasi.
"Program STEM PHR yang bekerja sama dengan SEAQIS ini jadi komitmen perusahaan dalam memajukan pendidikan di Indonesia. Tidak hanya meningkatkan kualitas pendidikan, tetapi juga membuka peluang bagi generasi muda untuk meraih masa depan yang lebih cerah," pungkas Pandjie.***