Ombak Bono, Ikon Daerah yang Mempesona dan Eksotis

Ombak Bono, Ikon Daerah yang Mempesona dan Eksotis

Pelalawan (Sangkala.id)-Ombak Bono merupakan fenomena alam berupa gelombang besar yang terjadi di Sungai Kampar, Riau, Indonesia. Gelombang ini terbentuk akibat pertemuan arus sungai dengan arus laut saat pasang, dan dikenal juga sebagai "Seven Ghosts" karena bentuknya yang berlapis-lapis. Ombak Bono ini terjadi di muara Sungai Kampar, khususnya di sekitar Desa Teluk Meranti dan Tanjung Metangor, serta Desa Pulau Muda.

Keistimewaan ini menjadi ikon pemerintah daerah sebagai objek wisata internasional. Dalam berbagai kesempatan, pemerintah Daerah  Pelalawan secara aktif mempromosikan Wisata Bono ini sebagai salah satu daya tarik daerah. Bahkan, Bupati Pelalawan Zukri terus mendorong percepatan pembangunan infrastruktur, khususnya Jalan Lintas Bono dan pengembangan pusat wisata di sekitar Bono.

Bupati juga mendukung kegiatan seperti Bono Culture Festival dan pembangunan Tugu Bono sebagai ikon kabupaten yang akan menjadi daya tarik wisata. Bahkan, sejak menjabat sebagai bupati periode pertama, Bupati Zukri telah menetapkan pengembangan pariwisata sebagai bagian dari visi misinya.

Diperiode kedua ini, Zukri yang berpasangan dengan Husni Tamrin, wisata Bono masih tetap menjadi prioritas utama yang termaktub dalam Pelalawan Maju 2026, yakni Maju Wisata & Budaya-nya dengan mengembangkan pariwisata daerah berbasis partisipasi masyarakat dan budaya melayu sebagai perekat negeri.  

Sebagai icon Kabupaten Pelalawan, pembangunan tugu Bono senilai Rp7,8 miliar tersebut dibangun dari dana Program Pemberdayaan Masyarakat (PPM) EMP Bentu Limited, perusahaan migas yang beroperasi di Kabupaten Pelalawan. Nota kesepahatan (MoU) pembangunan tugu telah dilaksanakan pada September tahun lalu oleh Bupati Pelalawan H Zukri dan General Manager EMP Bentu Limited Tri Firmanto.

Pembangunan tugu yang dilakukan tiga tahap ini, pertama membangun tugu berlambang peselancar di atas Ombak Bono yang merupakan destinasi wisata yang terkenal di Sungai Kampar Pelalawan. Kemudian tahun kedua didirikan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di sekitar bundaran Tugu Bono. Selanjutnya tahun ketiga adalah penyelesaian akhir. Dan yang terakhir adalah pembangunan RTH di sekitarnya.

Tri Firmanto mengatakan, EMP Bentu beroperasi sejak 2010 di Kabupaten Pelalawan dan selama ini selalu berjalan selaras dengan program pemerintah serta masyarakat. Pembangunan Tugu Bono ini merupakan kontribusi nyata dari perusahaan untuk memajukan pariwisata di Pelalawan.

"Kami berharap keberadaan kami dapat selalu menjadi partner terbaik pemkab. Kami bangga nama perusahaan dan SKK Migas bisa muncul di Tugu Bono," ujar Tri Firmanto kepada media usai penandatanganan MoU.

Sebelumnya di tahun 2023, Pemkab Pelalawan menggelar kegiatan Bono Culture Festival selama dua hari dari tanggal 8-9 Desember 2023. Kegiatan pertama kali dilaksanakan Dinas Parpora Kabupaten Pelalawan dengan berkolaborasi bersama Dinas Parpora Riau.

Bupati Pelalawan H. Zukri SE mengatakan kegiatan Bono Culture Festival menunjukkan Pariwisata di Kabupaten Pelalawan sudah bertambah yaitu Tugu Bono, sebagai penunjang ekonomi masyarakat.

Di tahun yang sama, Dinas Perikanan Kabupaten Pelalawan melalui kegiatan Menjaring Ikan Patin Kualo Pada Festival Perikanan Pelalawan 2023 yang digelar di Kecamatan Teluk Meranti, Wisata Bono menjadi objek kegiatan.

Bupati H. Zukri SE, menyebut akan terus mengesa pembangunan di Teluk Meranti dan terus mempromosikan wisata Bono agar lebih  banyak dikenal orang.

* Pembangunan Infrastruktur Jalan Lintas Bono (Jalinbon)

Di awal Juni 2021 pada masa periode pertama, saat ada Kunjungan Kerja Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo ke Pelalawan, Zukri yang merupakan mantan Wakil Ketua DPRD Riau itu tak menyia-nyiakan momentum yang berharga untuk menyampaikan aspirasi terkait berbagai dukungan pembangunan Pelalawan ke pemerintah pusat. Diserahkannya proposal usulan pembangunan ke pemerintah pusat untuk membantu pembangunan di Kabupaten Pelalawan.

Proposal ini adalah meminta dukungan berbagai pembangunan di Pelalawan, salah satu diantaranya Bupati Zukri meminta dukungan baik Pemerintah Provinsi Riau ataupun pemerintah pusat guna penuntasan Jalan Lintas Bono yang merupakan akses ke objek wisata yang sudah mendunia yakni Ombak Bono.
Dia menyebut Pelalawan memiliki potensi wisata alam kelas dunia. Namun sampai saat ini, ironisnya wisata unik di dunia yang ada di Kecamatan Teluk Meranti itu belum didukung oleh infrastruktur yang memadai.

"Dukungan besar kami harapkan untuk kemajuan Pelalawan dari pemerintah pusat," kata Bupati Zukri, saat kunjungan kerja Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo (Bamsoet) ke Pelalawan.

Terutama dalam hal dukungan pembiayaan sektor riil yang mampu meningkatkan produktifitas masyarakat dan daya saing daerah. Karena itu, dirinya berharap Ketua MPR RI dapat membantu pembangunan di Kabupaten Pelalawan melalui alokasi anggaran pembangunan yang bersumber dari APBN.

Zukri menjelaskan bahwa saat ini kondisi infrastruktur menuju kawasan wisata Bono masih menjadi kendala yang signifikan padahal di kawasan wisata Bono yang terletak di Kecamatan Teluk Meranti tersebut terdapat ombak Bono yang namanya sudah melegenda di kalangan para pesurfer mancanegara.

"Bono adalah salah satu ikon Kabupaten Pelalawan, karena yang terbesar dan unik ini hanya ada dua di dunia, di Brazil dan Pelalawan. Ada potensi yang luar biasa di Bono ini," tandasnya.

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau akan melanjutkan rencana proyek multiyears pembangunan jalan lintas Bono, Kabupaten Pelalawan ke Guntung, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil). Dimana jalan ini sebelumnya sudah dilakukan pembangunan namun belum selesai.

Zukri Misran menyambut baik rencana Pemprov Riau yang akan melakukan pembangunan jalan di daerahnya. Hal tersebut tentunya sangat membantu masyarakat yang ada menggunakan jalan-jalan tersebut.

"Kami menyampaikan terimakasih kepada Pak Pj Gubernur Riau yang membantu pembangunan di Pelalawan. Ini tentunya sangat membantu masyarakat," ungkap Zukri.

Saat ini pihaknya sedang mempersiapkan infrastruktur penunjang yakni jalan sepanjang 30 km yang belum diaspal. Selain itu juga mendata sejumlah penginapan seperti wisma yang ada di Kecamatan Teluk Meranti tersebut.

Selain itu tiga ruas jalan yang masuk dalam rencana pembangunan untuk menghubungkan Kabupaten Pelalawan dan Inhil lewat lintas Bono tersebut, yakni ruas jalan Simpang Bunut - Teluk Meranti sepanjang 84,59 kilometer. Kemudian ruas jalan Teluk Meranti - Sebekek dengan panjang 50,88 kilometer dan ruas jalan Sebekek - Guntung sepanjang 98,12 kilometer.

Bahkan Pemkab Pelalawan juga mengusulkan penambahan lokasi ruas Exit Tol, salah satunya ke arah Ukui. Itu untuk menunjang objek wisata Bono dengan tujuan meningkatkan sektor pariwisata yang ada di Provinsi Riau.

Secara nama dan promosi, objek wisata Bono memang sudah sangat dikenal. Satu program andalan milik Kabupaten Pelalawan ini sudah di ambang mata untuk mengantarkan kesuksesan mendatangkan wisatawan mancanegara, yang pada akhirnya otomatis akan membangkitkan perekonomian d daerah ini. Namun sangat disayangkan, jika hasrat yang kuat pada wisatawan masih terganjal dengan terjalnya jalan dan sulitnya medan yang sampai saat ini belum terealisasi sepenuhnya.

Karena itu, penuntasan jalan lintas bono menjadi suatu kemestian yang harus direalisasikan. Sinergi Pemerintah Pusat, Pemprov Riau dan Pemkab Pelalawan dengan menggandeng perusahaan-perusahaan yang ada di Riau, bukan tak mungkin akan terwujud yang selama ini menjadi kendala untuk mengembangkan Wisata Bono.

Jika kolaborasi ini tercipta, diharapkan wisata Bono yang lokasinya berada di depan negara jiran Malaysia dan Singapura, tidak hanya menjadi salah satu wisata andalan daerah ini saja atau Riau, tapi juga bisa menjadi salah satu ujung tombak potensi wisata di Indonesia.***(adv/tom)

#Ekonomi

Index

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index