Pekanbaru (Sangkala.id)-Pemerintah Provinsi Riau kembali melakukan mutasi dan pengisian jabatan untuk pejabat pimpinan tinggi pratama serta administrator.
Prosesi pelantikan dipimpin langsung Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Riau, Syahrial Abdi, di Gedung Pauh Janggi, Pekanbaru, Jumat (19/9/2025).
Namun, mutasi kali ini justru menuai sorotan tajam. Pasalnya, sejumlah pejabat dinilai ditempatkan tidak sesuai dengan bidang dan keahliannya. Publik menilai penempatan jabatan terkesan asal-asalan, bahkan ada yang dianggap “turun kasta”.
Beberapa nama yang paling disorot, antara lain:
drg. Sri Sadono Mulyanto yang dilantik sebagai Kasatpol PP Riau, padahal berlatar belakang dokter gigi.
Mimi Yuliani, seorang apoteker, ditugaskan sebagai Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Riau.
Indra dipercaya memimpin Dinas Perpustakaan dan Arsip, padahal bukan berasal dari dunia literasi maupun arsiparis.
Aryadi, yang bukan ahli budaya, kini menjabat Kepala Dinas Kebudayaan Riau.
Rudyanto, yang sebelumnya menjabat Kepala BPBD Riau, justru turun posisi menjadi Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Riau.
Kondisi ini menimbulkan kesan, mutasi dilakukan tanpa memperhatikan kompetensi maupun latar belakang keahlian pejabat yang bersangkutan.
Selain itu, sejumlah posisi strategis justru dibiarkan kosong. Di antaranya Direktur RSUD, Kepala Dinas Kesehatan, Kepala Bapenda, Kepala BPKAD, dan Kepala Dinas Pariwisata. Saat ini, jabatan tersebut hanya diisi pejabat pelaksana tugas (Plt) dan menunggu asesmen lanjutan.
Bahkan, beberapa kursi penting lain seperti Kepala Bappeda, Sekwan, Kadis Kehutanan, Kadis Perkebunan, dan Kadis Perikanan juga masih digantung menunggu proses berikutnya.
Sekdaprov Riau, Syahrial Abdi, dalam sambutannya menegaskan, rotasi jabatan ini didasarkan pada evaluasi kinerja dan uji kompetensi, bukan faktor kedekatan.
"Penempatan jabatan tidak ditentukan oleh kedekatan, tetapi oleh kinerja, integritas, dan keberanian mengambil keputusan," ujarnya.
Meski demikian, pernyataan tersebut dinilai kontradiktif dengan hasil pelantikan yang justru memperlihatkan ketidaksesuaian antara keahlian pejabat dengan jabatan yang diemban. Hal inilah yang memicu kritik tajam dari publik.
Rotasi yang disebut sebagai “mutasi paling kacau” ini kini menjadi perbincangan hangat. Banyak kalangan khawatir penempatan pejabat yang tidak tepat akan berdampak pada lemahnya kinerja birokrasi, bahkan bisa memperlambat pembangunan daerah.
Adapun pejabat yang dilantik dalam kesempatan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Helmi D – Asisten II Setdaprov Riau
2. Aryadi – Kepala Dinas Kebudayaan Riau
3. Muhammad Firdaus – Kepala Dinas PMD Dukcapil Riau
4. Sri Sadono Mulyanto – Kepala Satpol PP Riau
5. Bobby Rachmat – Kepala Kesbangpol Riau
6. Roni Rakhmat – Kepala Disnakertrans Riau
7. Evarefita – Kepala BPSDM Riau
8. Erisman – Kepala Dinas Pendidikan Riau
9. Indra – Kepala Dinas Perpustakaan Riau
10. Yurnalis – Kepala Dispora Riau
11. Thomas Larfo Dimiera – Kepala Biro Pembangunan Setdaprov Riau
12. Herman – Kepala Biro Organisasi Setdaprov Riau
13. M. Job Kurniawan – Asisten III Setdaprov Riau
14. Mimi Yuliani – Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Riau
15. Rudyanto – Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Riau
16. Hadi Penandio – Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Riau
17. drg. Wan Fajriatul Mamnunah – Staf Ahli Gubernur Riau
18. Djoko Edy Imbar – Staf Ahli Gubernur Riau
19. Jenri Salmon Ginting – Staf Ahli Gubernur Riau.***(S1)